Mini Rage Face Happy Smiley

SELAMAT DATANG DI BLOG HIMPUNAN KEKELUARGAAN MALEBUREN DAMAU TALAUD | JANGAN LUPA MENDAFTAR BAGI YANG MERASA MASYARAKAT DAMAU | BAGI YANG SUDA MENDAFTAR SILAKAN CEK KEMBALI AKUN ANDA KARENA FORM PENDAFTARAN BARU DI PERBAHARUI OLEH PIHAK ADMIN | Info : Bagi Anggota Yang Berkeinginan Memposting Artikel Di Blog Ini Pada Saat Mendaftar Masukan Alamat Email Yang Sedang Anda Gunakan Atau Email Yang Valid. Catatan : Cukup Alamat Email Saja | Copprying 2015 Editor By J.M Contack Admin Phone:082348330738 Pin BBM:57389FF7

Kamis, 03 Desember 2015

SEJARAH SINGKAT GUA ARANDANGANNA DI DAMAU KECAMATAN DAMAU

LETAKNYA    :
            GUA ARANDANGANNA TERLETAK DISEBELAH TIMUR DESA DAMAU DAN KIRA-KIRA 20 M DARI TEMPAT ITU ADALAH TEPI PANTAI

KEADAANNYA    :
            GUA TERSEBUT BERADA DI DESA DAMAU, KECAMATAN DAMAU, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROPINSI SULAWESI UTARA
   
            GUA ARANDANGANNA DENGAN BENTUKNYA :
            a.    Panjangnya    :    12 M
            b.    Lebar    :    3 M
            c.    Dalam/Tinggi    :    1 ½ M


    Di dalam Gua Arandanganna terdapat bermacam-macam tengkorak manusia yang sudah berabad-abad lamanya dan berbeda-beda bentuknya. Ada yang bulat panjang, sedang ada pula yang bulat pendek.
    Pada Tahun 1965, sekitar Gua Arandanganna masih berupa hutan rimbah sampai-sampai buluh roman bisa merinding kalau pergi ke Gua Aranndanganna seorang diri. Sayang kemegahan alam disekitar Gua Arandanganna sudah hilang, akibat pohon-pohon besar ditebang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang hanya mau memikirkan kepentingan dirinya.
    Betapa ngerinya bagi siapa saja apabila masuk pintu Gua, sebab tampak tengkorak manusia dan peti jenasah yang sudah lapuk berjejer bagaikan barisan ikan lumba-lumba. Peti jenasah terbuat dari kayu kambing dan diberi gembok pada penutupnya, dengan menggunakan hengsel kuningan dan tembaga.
    Dulu lantai Gua tampak bersih tidak ada segumpal tanah pun didalamnya, kecuali daun kering yang rontok akibat terpaan angin, ditambah lantai Gua terdiri dari batu karang yang putih kelabu warnanya.
    Dahulu dalam/tinggi Gua yang sebenarnya 3 M, mengapa sekarang ringgal 1 ½ M. Penduduk desa Damau kian hari kian bertambah, maka tentu memerlukan tanah untuk diolah dan ditanami. Penduduk mulai merusak hutan lalu diolah sedikit demi sedikit, tanpa disadari bahwa hutan disekitar Gua kalau dirusak akan mengancam kelestarian Gua dan sesepuh Adat tidak mengetahuinya.

HISTORINYA  :
   

    Gua ini menurut sejarah dan informasi yang diberikan oleh beberapa orang tua di Desa Damau, bahwa Gua tersebut adalah benar-benar Kubur dari Keluarga Bangsawan, atau orang-orang yang sederajat dengan bangsawan bukan penduduk asli pulau Damau.
    Pada waktu itu yang memerintah dikampung Damau adalah seorang Raja yang bernama Raja Papussya. Dan beliaulah yang menentukan kubur tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan diatas.dan beliaulah dianggap oleh penduduk Pulau Damau sebagai Raja yang besar kekuasaannya. Dan beliaulah yang mengeluarkan perintah bahwa setiap orang yang meninggal dunia, kecuali keluarga bangsawan dan orang asing yang bukan penduduk asli Pulau Damau, harus dikuburkan di dalam tanah.
    Sejarah Gua Arandanganna ini mempunyai hubungan dan kaitan yang erat dengan datangnya Agama Nasrani Roma Katholik di Pulau Damau. Perlu diketahui bahwa dahulu Pulau Kabaruan dikatakan Pulau Damau karena saat itu Damau sudah mempunyai hubungan dagang dengan Ternate. Perdagangan waktu itu sifatnya atau sistim tukar menukar karena Damau belum mengenal mata uang.
    Ternyata mereka adalah orang-orang Eropa yang ingin puas dengan hasil rempah-rempah di Indonesia. Orang ternate sebagai penunjuk jalan khususnya di Maluku (Ternate), namun mereka juga berhasrat mau menguasai seluruh Kepulauan yang berdekatan dengan Ternate termasuk Pulau Kabaruan sekarang. Tibalah mereka di Damau pada bulan Oktober 1534, dan ternyata bukan hanya kaum pedagang tetapi ikut serta penyebar agama Roma Katholik.
    Mereka mendarat di Damau dan bertemu dengan seorang penduduk yang disuruh oleh Raja Papussya untuk menayakan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Mereka bertanya kepada pesuruh Raja itu apa nama desa yang mereka datangi, langsung pesuruh itu menjawab “DAMAU”.
    Anehnya mereka menanyakan Pulau apa dan desa apa namun pesuruh raja tidak mengerti karena mereka bertanya dalam bahasa Spanyol.

0 komentar:

Posting Komentar